PERSEPSI MAHASISWA ILMU PERPUSTAKAAN KELAS A TERHADAP KENYAMANAN KANTIN DI FAKULTAS ILMU BUDAYA
DISUSUN OLEH :
YANTI (13040112120016 )
ILMU PERPUSTAKAAN
KELAS A
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
ABSTRAK
Laporan penelitian ini merupakan hasil dari keingintahuan
penulis dalam menyoroti manfaat kantin, kantin adalah sebuah ruangan dalam sebuah gedung umum
yang dapat digunakan pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang
dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Kantin sendiri harus
mengikuti prosedur
tentang cara mengolah dan menjaga kebersihan kantin.Makanan yang
disediakan kantin haruslah bersih dan halal. Kehadiran sebuah kantin di
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro melahirkan berbagai macam
persepsi bagi mahasiswa ilmu perpustakaan kelas A . Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan, responden sebagian besar menjawab bahwa
kantin ini belum memenuhi standar sebagai kantin yang memeberikan
pelayanan prima. Berdasarkan data hasil penelitian, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa responden rata-rata setiap harinya pergi ke kantin
sebanyak 1 kali, dengan persepsi mereka merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan, menu yang disediakan agak lengkap, fasilitas yang
disediakan agak memadai, akses menuju kantin mudah, mereka agak nyaman
berada di kantin, dan mereka merasa kantin agak bersih. Dan sebenarnya
ruangan yang saat ini digunakan sebagai kantin sebenarnya bukan
dikhususkan untuk kantin.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
penelitian yang berjudul “PERSEPSI MAHASISWA ILMU PERPUSTAKAAN TERHADAP
KANTIN DI FAKULTAS ILMU BUDAYA”Dalam penyusunan laporan penelitian ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam proses penelitian ini, sehingga kami dapat menyusun laporan penelitian ini
Dalam penyusunan laporan penelitian ini, kami berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam laporan yang kami buat ini, oleh karena itu kami memohon kepada para pembaca untuk dapat memberikan tanggapan / masukan maupun saran yang sifatnya membangun agar laporan ini menjadi lebih baik.
Semarang, 13 Mei 2013
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………………….Kata Pengantar……………………………………………………………………………………….
Daftar Isi……. ……………………………………………………………………
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………………….
Latar Belakang Masalah………………………………………………………………..
Tujuan Penelitian …………………………………………………………………..
Manfaat Penelitian……………………………………………………………………….
Rumusan Masalah………………………………………………………………………..
BAB II : TINJAUAN LITERATUR………………………………………………………..
Pengertian persepsi……………………………………………………..
Pengertian kantin……………………………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………………………..
Tipe penelitian………………………………………………………………………
Variable penelitian…………………………………………………………………….
Pengambilan Sampel …………………………………………………………………..
Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………………….
BAB IV GAMBARAN UMUM KANTIN FIB……………………………………….
Sejarah kantin FIB …………………………………………………………
Kondisi kantin FIB……………………………………………………….
BAB V : HASIL PENELITIAN………………………………………………….
BAB VI PENUTUP…………………………………………………………….
Kesimpulan……………………………………………………………..
Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….
LAMPIRAN………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latar belakang masalah :
Disaat kita beristirahat maupun menunggu dosen masuk , kebanyakan mahasiswa mengunjungi kantin untuk memenuhi kebutuhannya seperti makan siang atau minum, bahkan hanya sekedar bercengkerama dengan teman. Mengingat pentingnya peranan kantin, mahasiswa sangat mengharapkan kantin yang baik dan sesuai standar.
Untuk memenuhi standar tersebut, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, diantaranya adalah kantin kampus. Hendaknya kantin didirikan bukan untuk mencari keuntungan semata , namun untuk keuntungan bersama. Harga makanan dan minuman di kantin juga harus terjangkau bagi para mahasiswa karena banyaknya mahasiswa yang tinggal jauh dari orang tuanya. Pelayanan dan penyajiannya diharapkan memadai dan cepat mengingat singkatnya waktu istirahat mahasiswa. Tersediannya fasilitas seperti kursi, meja, tempat cuci tangan dan lain sebagainnya juga turut serta sebagai syarat sebuah kantin yang baik. Lokasinya juga harus strategis karena dapat mempengaruhi keefektifan waktu mahasiswa untuk mengaksesnya. Untuk menarik mahasiswa,penjual di kantin harus bertanggung jawab atas makanan yang menarik dan bergizi serta dapat menjamin selera makan pembeli dan memperhatikan keseimbangan antara kapasistas makanan dan harga serta gizi yang terkandung didalamnya.
Berbagai macam tanggapan atau persepsi pun turut menyertai keberadaan kantin ini. Dan dengan meneliti tanggapan atau persepsi pembeli , khususnya mahasiswa Ilmu perpustakaan tentang kenyamanan di kantin FIB, kami dapat mengetahui hal-hal yang pembeli rasakan mengenai kantin di fakultas FIB ini, kami juga dapat mengetahui sejarah berdirinya kantin FIB.
- Tujuan Penelitian :
- Mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa ilmu perpustakaan terhadap layanan di kantin FIB
- Mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa ilmu perpustakaan terhadap menu makanan di kantin FIB
- Mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa ilmu perpustakaan terhadap fasilitas di kantin FIB
- Mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa ilmu perpustakaan terhadap kebersihan di kantin FIB
- Manfaat Penelitian :
- Untuk peneliti :
b. Untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar metode penelitian.
- Untuk penjual di kantin : diharapkan mampu memberikan pelayanan yang prima kepada para pembeli.
- Rumusan Masalah :
- Bagaiamana Persepsi mahasiswa terhadap pelayanan di kantin FIB?
- Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap menu di kantin FIB?
- Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap fasilitas di kantin FIB?
- Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap akses di kantin FIB?
- Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap kebersihan di kantin FIB?
- Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap kenyamanan di kantin FIB?
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
- Pengertian persepsi :
Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi tersebut dibuat.
Asumsi Yang Didasarkan Pada Pengalaman Masa Lalu dan Persepsi Persepsi yang dipengaruhi oleh asumsi – asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dikemukakan oleh sekelompok peneliti yang berasal dari Universitas Princenton seperti Adelbert Ames, Jr, Hadley Cantril, Edward Engels, William H. Ittelson dan Adelbert Amer, Jr. Mereka mengemukakan konsep yang disebut dengan pandangan transaksional (transactional view). Konsep ini pada dasarnya menjelaskan bahwa pengamat dan dunia sekitar merupakan partisipan aktif dalam tindakan persepsi. Para pemikir transaksional telah mengembangkan sejumlah bukti yang meyakinkan bahwa persepsi didasarkan pada asumsi. Salah satu yang paling menonjol, yang ditemukan oleh Adelbert Amer, Jr., disebut monocular distorted room. “Ruangan dibangun sedemikian rupa sehingga dinding belakang berbentuk trapesium, dimana jarak vertikal ke atas dan ke bawah pada sisi kiri dinding lebih panjang daripada jarak vertikal ke atas dan ke bawah pada sisi kanan dinding. Dinding belakang terletak pada suatu sudut, sehingga sisi kiri terlihat lebih jauh ke belakang dari pada sisi kanan. Jika seorang pengamat berdiri di depan ruangan dan mengamati melalui sebuah lubang kecil, maka ruangan akan terlihat seperti sebuah ruangan yang benar – benar membentuk empat persegi panjang. Jika dua orang berjalan melalui ruangan dan berdiri pada sudut belakang, maka sesuatu yang menarik akan terjadi. Bagi si pengamat yang melihat melalui sebuah lubang, salah satu orang yang berada di sisi kanan akan terlihat sangat besar karena orang ini berada lebih dekat dengan si pengamat dan memenuhi keseluruhan ruangan antara lantai dan langit – langit. Sedangkan orang yang berada di sisi kiri akan terlihat sangat kecil karena berada jauh dari si pengamat. Ilusi ini terjadi karena pikiran si pengamat mengasumsikan bahwa dinding belakang parallel dengan dinding depan ruangan. Asumsi ini berdasarkan pengalaman terdahulu yang menggunakan ruangan – ruangan lain yang mirip. Ilusi ini akan semakin kuat apabila dua orang yang berada di sudut yang berbeda tersebut saling bertukar tempat, maka salah satu akan terlihat lebih besar dan yang satunya lagi terlihat lebih kecil tepat di depan mata si pengamat ”(www.Britannica.com).
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis:
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari. Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian kompehernsif sesorang terhadap lingkungannya. Kenyamanan tidak dapat diwakili oleh satu angka tunggal. Manusia memiliki kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan yang masuk kedalam dirinya melalui ke-enam indra melalui syaraf dan dicerna otak untuk dinilai. Dalam hal ini yang terlibat tidak hanya masalah fisik biologis, namun juga perasaan. Suara, cahaya, bau, suhu, dll. Rangsangan ditangkap sekaligus, lalu diolah oleh otak. Kemudian otak akan memberikan penilaian relative apakah kondisi itu nyaman atau tidak. Ketidaknyamanan disatu faktor dapat ditutupi oleh faktor lain.(Satwiko,2009:21-22)
Kantin Kantin (dari bahasa Belanda: kantine) adalah sebuah ruangan dalam sebuah gedung umum yang dapat digunakan pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Kantin sendiri harus mengikuti prosedur tentang cara mengolah dan menjaga kebersihan kantin.Makanan yang disediakan kantin haruslah bersih dan halal.Jenis-jenis makanan yang disediakan pun minimal harus memenuhi 4 sehat 5 sempurna.Biasanya para pembeli harus mengantri dalam sebuah jalur yang disediakan untuk membeli makanan. Pelayanan kantin meliputi : Terkait dengan bentuk pelayanan kantin kampus, terdapat 3 (tiga) alternatif bentuk layanan, yaitu:
- Self service system. Sistem pelayanan dimana pembeli melayani dirinya sendiri makanan yang diingini;
- Wait service system Sistem pelayanan dimana pembeli menunggu dilayani oleh petugas kantin sesuai dengan pesanan;
- Tray service system. Sistem pelayanan dimana pembeli dilayani petugas kantin, dan penyajian makanannya dengan menggunakan baki atau nampan.
BAB III
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian Deskriptif yaitu penggambaran objek berdasarkan fakta, data yang diperoleh dan kemudian di analisis
- Variabel Penelitian : Pelayanan kantin, Fasilitas kantin, menu makanan kantin, akses ke kantin, kebersihan kantin
- Atribut penelitian : 1. Variabel pelayanan atributnya : sangat puas, puas, agak puas, kurang puas. 2. Variabel menu atributnya : Sangat lengkap,Lengkap, Agak lengkap, Kurang lengkap. 3. Variabel Fasilitas atributnya : Sangat memadai, Memadai, Agak memadai, Kurang memadai 4.Variabel akses atributnya : Sangat mudah , Mudah, Agak mudah, Tidak mudah, 5. Variabel kebersihan atributnya : Sangat bersih, Bersih, Agak bersih, Tidak bersih.
- Penentuan Sampel : a. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Dalam penelitin ini kriterianya yaitu mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dengan mengambil sampel 10 orang.
- Teknik pengumpulan data yaitu dengan angket atau kuesioner, yaitu berisi daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden yang terpilih dan kemudian di analisis.
BAB IV
GAMBARAN UMUM KANTIN FIB
- Sejarah Kantin FIB
- Kondisi kantin
BAB V
HASIL PENELITIAN
- Frekuensi responden datang ke kantin dalam sehari
- Kepuasan terhadap layanan di kantin
- Menu yang disediakan
- Persepsi terhadap fasilitas kantin
- Akses menuju kantin FIB
- Kenyamanan saat berada di kantin
- Kebersihan kantin
BAB VI
PENUTUP
- Kesimpulan :
Ruangan yang saat ini digunakan sebagai kantin sebenarnya bukan dikhususkan untuk kantin.
- Saran :
Dari mahasiswa : menu makanannya diperbanyak agar bervariasi, tempatnya diperluas, disediakan tempat sampah, kursinya diperbanyak, ada televisinya, dan ada wi-finya jika perlu.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.psychologymania.com/2011/08/penertian -persepsi.html.(di akses pada tanggal 13 Mei 2013 pukul 21.00)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kantin (di akses pada tanggal 13 Mei 2013 pukul 21.30:
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31782/4/Chapter%20II.pdf
http://edukasi.kompas.com/read/2013/02/18/0018216/twitter.com
LAMPIRAN :
ANGKET PERTANYAAN SEPUTAR KANTIN FAKULTAS ILMU BUDAYA
Kelas :
Jurusan :
- Berapa kali anda ke kantin dalam sehari ?
- 1 kali
- 2 kali
- 3 kali
- >3 kali…
- Tidak pernah
- Bagaimana pelayanan yang diberikan di kantin ?
- Sangat puas
- Puas
- Agak puas
- Kurang puas
- Bagaimana menu yang disediakan di kantin ?
- Sangat lengkap
- Lengkap
- Agak lengkap
- Kurang lengkap
- Bagaimana fasilitas yang disediakan di kantin ?
b. Memadai
c. Agak memadai
d. Kurang memadai
Alasannya : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
- Bagaimana akses menuju kantin ?
- Sangat mudah
- Mudah
- Agak mudah
- Tidak mudah
- Apa yang anda rasakan selama di kantin ?
- Sangat nyaman
- Nyaman
- Agak nyaman
- Tidak nyaman
- Bagaimana kebersihan makanan di kantin ?
- Sangat bersih
- Bersih
- Agak bersih
- Tidak bersih
- Apa saran yang anda berikan untuk kantin kedepannya dalam hal menu, fasilitas, akses dsb. ?
*** lingkari jawaban yang anda pilih, sertakan pula alasannya
** tidak ada jawaban yang salah dan benar
1xbet korean | Sports Betting with legalbet.co.kr
ReplyDelete1Xbet is the most trusted sportsbook provider with 1xbet korean a 샌즈카지노 great หาเงินออนไลน์ sportsbook. It is a licensed and regulated bookmaker.